Samarinda – Rumah Sakit Mulya Medika Samarinda melaksanakan seleksi lanjutan berupa tes kompetensi dan psikotest terhadap 2.000 pelamar, Rabu (11/6/2025), di Gedung Graha Mulya, Jalan Bung Tomo No. 41, Baqa, Samarinda Seberang.
Seleksi dilakukan dalam beberapa gelombang selama dua hari. Dari 6.000 pelamar awal, hanya sepertiga yang lolos verifikasi berkas dan memenuhi kualifikasi administratif untuk mengikuti tahapan ujian.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, dr. Andi Satya Adi Saputra, yang juga pemilik dan dokter spesialis di RS Mulya Medika, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen penuh terhadap transparansi dan objektivitas proses rekrutmen.
“Alhamdulillah, luar biasa animo masyarakat. Dari 6.000 pelamar, setelah seleksi administrasi, tersisa sekitar 2.000 yang kami panggil untuk ikut tes dalam dua hari ini. Ini kami bagi ke dalam beberapa gelombang,” ungkap Andi Satya di lokasi kegiatan.
Ia menyebut bahwa model rekrutmen terbuka seperti ini jarang dilakukan oleh rumah sakit swasta di Samarinda. Proses ini, kata Andi, diharapkan menjadi contoh bahwa seleksi tenaga kerja dapat dilakukan secara profesional tanpa praktik kolusi.
“Tes model seperti ini mungkin pertama kali dilaksanakan oleh rumah sakit swasta di Samarinda. Kami ingin memberi contoh bahwa sistem rekrutmen yang fair dan terbuka itu menghasilkan hasil yang lebih baik,” ujarnya.
Formasi yang dibuka mencakup tenaga medis seperti perawat, bidan, dan terapis, serta tenaga non-medis seperti petugas kebersihan, cook helper, laundry, dan posisi pendukung lainnya. Total kebutuhan tenaga kerja diperkirakan mencapai 400 orang.
Andi menegaskan bahwa seluruh peserta memiliki peluang yang sama untuk diterima, tanpa perlu mengenal pihak manajemen atau pemilik rumah sakit.
“Siapapun yang ikut tes ini punya peluang yang sama. Tidak perlu mengenal saya atau owner yang lain. Selama dia punya kapabilitas, insyaAllah peluangnya baik untuk diterima jadi karyawan,” tegasnya.
Setiap posisi memiliki syarat dan kualifikasi khusus. Untuk posisi bidan, misalnya, pelamar diwajibkan memiliki ijazah D3 atau S1 kebidanan serta sertifikat Asuhan Persalinan Normal (APN).
Dalam pelaksanaan ujian, RS Mulya Medika menggandeng PT TOS, sebuah konsultan independen dari Jakarta yang berpengalaman dalam proses rekrutmen dan manajemen SDM. Kolaborasi ini dimaksudkan untuk menjaga integritas proses seleksi.
“Kami sengaja libatkan pihak ketiga agar prosesnya profesional. PT TOS ini sudah biasa menangani proses rekrutmen besar. Kami ingin jauh dari praktik KKN. Mereka yang diterima harus karena keberhasilan diri sendiri, bukan karena koneksi,” kata Andi.
Tes kompetensi dilakukan berdasarkan bidang masing-masing, seperti materi keperawatan untuk perawat dan materi kebidanan untuk bidan. Selain itu, peserta juga menjalani psikotest untuk menilai kesesuaian karakter dengan lingkungan kerja.
“Kami ingin tahu siapa yang paling unggul dari sisi akademik. Tapi tidak cukup sampai di situ. Psikotest juga penting untuk mengetahui apakah seseorang cocok bekerja dalam tim dan bisa sejalan dengan visi rumah sakit. Percuma kalau nilainya tinggi, tapi tidak bisa kerja sama. Kalau kita mau jalan ke kanan, jangan sampai dia jalannya ke kiri,” jelas Andi.
Tahap selanjutnya adalah proses wawancara, yang akan diikuti oleh peserta yang lolos dua tahap awal. Peserta yang berhasil akan menerima surat penawaran kerja (offering letter) sebagai tahap akhir dari proses rekrutmen.
“Setelah hasilnya keluar, tim konsultan akan lakukan penilaian. Yang terbaik akan dipanggil wawancara, dan setelah itu akan kami berikan offering letter. Di masa seperti sekarang, bisa membuka lapangan kerja untuk 400 orang itu bukan hal kecil. Ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga bagian dari tanggung jawab sosial,” tutup Andi.